Senin, 29 Desember 2008

Perasaan?

Perasaan yang ditutup-tutupi pasti akan terlihat juga. Akan tampak bagaimanapun juga walaupun berusaha bohong dengan memalsukan ekspresi. Anehnya orang itu tidak akan mengakuinya dengan lapang hati, entah gengsi atau memang tidak ingin diketahui orang lain, karena menurutnya perasaan itu sudah tidak boleh lagi dia miliki, bahkan ketika semua orang tau pun, dia juga tidak ingin mengakui. Perasaan itu sudah terlambat ketika muncul di permukaan, ketika semua mata hati tidak menuju kesana, ketika waktu yang sudah berjalan penuh suka cita, ketika cobaan datang tetapi tak seorang pun mengeluh, perasaan itu tiba-tiba datang dan kadang menghantui. Si orang itu tidak juga ingin mengakui. Pikirnya buat apa mengakui suatu perasaan yang sudah seharusnya tidak hadir lagi. Anehnya, ketika dia mengetahui suatu kenyataan yang sudah tidak ada hubungannya lagi dengan kehidupannya dia, loh kok malah merasa tidak nyaman, uncomfort. Seolah, perasaan yang muncul tadi masih melekat di dalam dirinya, dan kenyataan yang dilontarkan seorang teman masih membuat dia berpikir, padahal anehnya Tidak Perlu report-repot berpikir untuk itu. Masih banyak yang bisa dipikirkan, misalnya pekerjaan dan masa depan. Perasaan yang timbul di permukaan, bisa dippicu oleh beberapa hal. Misal nya komunikasi. Bagaimanapun juga, perasaan yang tidak boleh dirasakan itu bagaimanapun juga akan muncul dengan alasan apapun, karena memang perasaan itu tidak pernah hilang..mungkin itu yang namanya immortal feeling..wuedan.. untuk yang satu itu, saluutt..mari kita lihat bersama-sama apakah si orang akan sadar atau tidak dengan hal itu, dan kalau sadar apa yang akan si orang lakukan. Kalau tidak pernah mati, apakah perasaan itu memang tidak akan pernah mati dan pergi. kasian juga ya si orang..dihantui perasaan itu terus..padahal si perasaan muncul juga dengan tidak mengerti apa-apa dan masih polos..mungkin jika saatnya tiba, perasaan itu akan dengan sendirinya menepi..sabar...toh waktu terus berputaar. ada untungnya ada tidak. untung jika perasaan itu hilang, merugi jika tidak bisa diikhlaskan. Mungkin jika belajar ikhlas ada di praktek laboraturium, semua orang bisa dengan tulus ngejalanin hidup mereka masing-masing, kalau lulus. Sayangnya, di bangku sekolah sampe kuliah ke tingkat paling tinggi, tidak ada yang pernah memasukkan kurikulum ikhlas di dalamnya.memang hanya ada di Al-Quran sama di sekolah kehidupan.
Baiklah...didoakan semoga perasaan itu jalan ke arah yang baik untuk si empunya perasaan..hahahahha...
Cheers,
SC