Jumat, 18 Juni 2010

Menangis Lagi

Kira-kira dua minggu yang lalu, orang yang pernah dekat dengan saya selama 6 tahun akhirnya menikah.. I'm happy for him and his wife now. In the wedding, saya bertemu dengan neneknya.. I've hold my tears for a looonnnggg time. But i don't know why i should cry, why i should shiverred.
Ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebab kenapa saya akhirnya tidak bisa menahan air mata. Ketika saya dan teman saya ini dekat, saya cukup dekat dengan nenek dan kakeknya. Ketika saya bertamu ke Bandung, saya selalu bertemu nenek dan kakeknya, karena teman saya ini tinggal bersama kakek dan neneknya di Bandung. Dan saya begitu menghormati mereka seperti saya menghormati nenek dan kakek saya sendiri. Nenek selalu menyediakan ayam yang sudah di bumbui untuk teman saya ini goreng kalau ada tamu yang datang hehe, dedikasi beliau terhadap kakek, anak dan cucunya sangat luar biasa. Beliau melakukan segalanya untuk sang suami tercinta, karena kakek sakit2an, nenek merawat kakek dengan sabarnya. Karena saya dan teman saya ini dekat cukup lama, saya merasa mempunyai nenek dan kakek di bandung. :)
Hubungan saya dan teman saya ini mulai memburuk sampai pada akhirnya kita menjauh dan pada saat itu juga hubungan saya dengan keluarganya termasuk kakek neneknya terputus begitu saja.
Suatu hari teman saya itu menelpon. Dia memberitahu bahwa kakek meninggal. Saya langsung menangis merasa seperti ditinggal seseorang yang dekat dengan saya. Dan saya merasa tidak berdaya, saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, pemakamannya di Garut dan saya akhirnya tidak bisa pergi mengunjungi nenek untuk mengucapkan belasungkawa.
Saya sering ingin sekali mengunjungi nenek ketika di Bandung untuk silaturahmi sejak saat itu, tetapi ada beberapa hal yang menahan langkah saya untuk mengunjunginya. Sampai akhirnya hari pernikahan teman saya.
Saya merasa "berhutang". Entah berhutang apa, maafkah, terimakasih kah, atau apalah itu.
Di pernikahan teman saya, nenek mengatakan satu hal yang saya amat merasakan betapa tulusnya seseorang untuk mencintai, betapa tulusnya orang meminta maaf karena satu hal yang sebenarnya bukan salah siapa-siapa, dan betapa bisa begitu besar rasa empati seseorang, di lain pihak orang yang dimintai maaf amat sangat merasa bersalah karena sesuatu hal yang dia tidak tau. Setelah melepas kangen, dan menanyakan kabar karena sudah lama tidak bertemu, nenek akhirnya berkata, "Neng ratih, yang sabar ya, ikhlaskan saja ya, kalau tidak berjodoh, lebih baik jadi saudara" saya merasakan haru yang luar biasa..betapa beliau memikirkan perasaan si Ratih ini yang bukan siapa-siapa dan peduli terhadap apa yang si Ratih ini mungkin rasakan. Saya sejujurnya tidak ada rasa sakit hati, cemburu atau apalah yang orang bilang kalau orang yang pernah dekat dengan kita akhirnya menemukan seseorang yang dinikahinya. Tapi saya merasa justru ternyata ada orang lain yang sangat empati dengan perasaan kita, yang mungkin bisa dirasakan oleh orang yang mengalami seperti saya ini. Saya tau suatu saat saya akan bertemu dengan nenek. Dan saya tau saya akan menangis haru. Tapi saya tidak tau kenapa saya harus menangis. Dan akhirnya dan ini juga mungkin kesimpulan si Ratih saja, kadang-kadang orang menangis tidak harus disebabkan karena sedih/senang, bisa hanya karena perasaan empati dan hormat yang luar biasa seperti empati nenek terhadap saya dan rasa hormat saya terhadap nenek, sehingga sepertinya ada suatu perasaan yang terjalin dan rasa itu membuncah menjadi tangisan.
Saya yang cengeng ini terus menerus menangis sampai si pacar menanyakan apakah saya sedih karena ditinggal kawin.hehehehe... Maaf ya sayang..
-Si Cengeng-

2 komentar:

gugiTEK mengatakan...

Hehehe.. jadi apa jawaban dari pertanyaan si pacar?

ayudyakartini mengatakan...

*hugs!